Foto bersama di sekitar pintu masuk Air Terjun Dlundung

Foto bersama di sekitar pintu masuk Air Terjun Dlundung

Hari yang cerah membuat semangat kami bertambah ketika sedang bersiap untuk menjelajah track Dlundung. Aku yang belum pernah mengunjungi track ini jadi makin semangat karena bisa menambah koleksi track yang pernah dikunjungi. Dengan beranggotakan 7 orang, kami berangkat menuju taman wisata air terjun Dlundung yang berada di kawasan Pacet (Mojokerto, Jawa Timur).

Makan & minum bekal setelah menikmati tanjakan makadam

Makan & minum bekal setelah menikmati tanjakan makadam

Di awal kami harus melahap tanjakan makadam yang lumayan tinggi elevasinya. Jika dilihat dari GPS, titik awal kami gowes berada di ketinggian 907 mdpl dan puncak berada di ketinggian 1004 mdpl. Tanjakan yang lumayan melelahkan meski hanya sepanjang 1,06 km. Lebar jalur yang kami lewati saat itu seukuran mobil. Jalur yang cukup lebar untuk melakukan zig-zag saat tanjakan.

Bukan Komunitas Gowes Jelajah jika tidak ada ritual minum kopi bersama di tengah track yang sedang dijelajahi. Bertempat di spot tertinggi dari tanjakan yang telah kami libas, semua perbekalan dikeluarkan untuk dinikmati bersama. Detak jantung yang awalnya dag-dig-dug tak beraturan setelah dihajar tanjakan perlahan mulai tenang kembali.

Kebetulan dalam momen ini ada seorang kawan yang bekerja di PT. Insera Sena, produsen sepeda Polygon. Mas Tomi yang kami anggap mengerti lebih banyak tentang sepeda daripada kami, sedang asyik berbagi beberapa ilmunya. Momen saat itu seperti ada kuliah tamu, dimana kami menghadirkan dosen dari sebuah perusahaan. Kami bertanya, dan dosen tersebut menjawab 😀

Kehabisan oksigen, otak jadi sedikit kacau. Sauna dulu lah..

Kehabisan oksigen, otak jadi sedikit kacau. Sauna dulu lah..

Wajah sang penemu spot sauna (Mas Handa) di tengah track Dlundung

Wajah sang penemu spot sauna (Mas Handa) di tengah track Dlundung

Ketika sharing ilmu oleh mas Tomi sedang asyik berlangsung, tiba-tiba ada sebuah kawan yang membuat kami tertawa terbahak-bahak di tengah kebun. Dengan gayanya yang innocent, awalnya mas Handa melihat keadaan bak, kemudian melepas baju, dan melompat ke dalamnya. Jadilah aksi mas Handa seperti foto di atas. Sumpah gokil 😀

Menikmati turunan di hutan pinus

Menikmati turunan di hutan pinus

Dari tempat bercengkrama di puncak track, kami menuruni bukit yang berada di kawasan hutan pinus. Jika sebelumnya Anda pernah menjelajah track Tutur – Welang, hutan pinus yang kami jelajahi di Dlundung hampir sama dengan tipikal track hutan pinus di Tutur. Lepas dari hutan pinus, kami memasuki perkampungan dengan suguhan track makadam dan sedikit pematang sawah. Kami yang mayoritas menggunakan hardtail merasa kewalahan karena track makadam yang dilewati memaksa kaki untuk meredam goncangan.

Curam dan panjangnya turunan membuat jantung berdebar. Istirahat di tengah turunan.

Curam dan panjangnya turunan membuat jantung berdebar. Istirahat di tengah turunan.

Turunan yang panjang dan curam membuat kami semua kelelahan. Mungkin inilah momen pertama kami berhenti di tengah jalur turunan setelah beberapa lama menjelajah banyak track. Ketika berencana menjelajah track Dlundung disarankan untuk memiliki kondisi kesehatan yang memadai agar tidak mengalami kelelahan berlebih.

Jangan lupakan ibadah ketika menjelajah.

Jangan lupakan ibadah ketika menjelajah.

Gersang dan panas.

Gersang dan panas.

Coklat meleleh masih nikmat kok..

Coklat meleleh masih nikmat kok 😀

Kondisi track yang panas dan kering kerontang membuat kami berhenti di hampir setiap warung yang dilewati. Menu yang pertama kali dilirik adalah es teh. Jika sudah bosan dengan es teh, warung berikutnya dapat giliran es jeruk. Jika dihitung, untuk track didominasi turunan dan sejauh 30 km, kami sudah mampir di 4 warung 😀

Kami pamit dulu ya om & tante..

Kami pamit dulu ya om & tante..

Sekitar pukul 2 siang kami sudah sampai di sebuah warung yang berada di dekat Pabrik Gudang Garam. Dengan kondisi basah kuyup oleh keringat, kami semua mengeluh karena keringnya track yang kami lewati. Seorang kawan yang setahun sebelumnya pernah menjelajah track ini berkata bahwa track ini memang sudah berubah. Jalur yang kemarin hutan, kini menjadi sebuah tanah lapang yang kering dan menyisakan banyak akar pohon besar yang sudah dicabut dari tanah. Sungguh miris untuk sebuah kekayaan alam yang membutuhkan waktu cukup lama dalam pembentukannya.

Track log Dlundung

Track log Dlundung

Apapun itu, mari kita berdoa agar hutan yang berada di daerah Pacet tidak digunduli untuk kepentingan pihak tertentu. Semoga pihak yang terlibat dalam penggundulan hutan tersebut menyadari pentingnya hutan untuk kehidupan beberapa puluh tahun ke depan.

Dari tulisan ini saya sertakan dokumentasi track Dlundung yang bisa dibuka melalui Google Earth. Silakan di-download disini.

Terima kasih sudah berkunjug ke blog saya,
Salam gowes dan sukses untuk kita semua.