GowesJelajah Cangar (14-01)

Areal sawah warga Cangar pada musim hujan sangat hijau dan indah dipandang mata.

Kami loading sepeda ke Cangar menggunakan 1 buah truk.

Meskipun ada 22 orang di atas truk + sepedanya masing-masing, terbilang cukup lah. Tapi ada resikonya, sepeda harus ditumpuk di atas sepeda lainnya. Kurang ber-peri-kesepedaan 😀

Rombongan sudah sampai di daerah Cangar. Sepeda diturunkan dari truk, dan kami sarapan terlebih dahulu di warung nasi.

Setelah sudah tidak ada rasa lapar, kami lanjutkan gowes pemanasan (menanjak) hingga sampai di titik untuk persiapan menghadapi jalan turunan. Siapkan protektor dan nyali (tentunya) untuk melibas track ini.

Kami memang kecil bila dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lain. Sungguh indah ciptaan-Nya, semoga bisa terus lestari.

Tipikal track yang kami hadapi adalah tanah basah dan jalan makadam berbatu.

Nah, berhubung ban yang saya pakai dalam GowesJelajah Cangar kurang mendukung untuk melibas track makadam berbatu, alhasil pecahlah ban dalamnya di tengah jalan. Tambal ban dulu, yang lainnya sibuk berfoto ria 😀

Wah, ga kuat ya om? Beginilah nasib pengendara sepeda full suspension yang diajak untuk melahap tanjakan aspal.

GowesJelajah Cangar kali ini benar-benar piknik. Ada peserta yang bahkan membawa bekal kentang rebus dari rumah. Tapi, apapun bekalnya pasti akan lebih nikmat jika disantap bersama 🙂

Bagi yang tidak membawa bekal dan merasa kurang dengan kentang rebus, langsung menuju lapak buah segar yang ada di seberang jalan. Beli + makan jeruk dulu deh. Jeruk disini memang segar dan nikmat, terlebih lagi relatif murah (Rp 4000,00 /kg)

Perjalanan dilanjutkan dengan melibas single track yang ada di kawasan hutan Cangar. Kebetulan sedang turun hujan, jadi track semakin licin dan menantang 😀

Syukurlah hutan ini masih lebat. Semoga tidak ada tangan perusak yang menghilangkan ‘surga’ kami ini.

Tidak hanya jalan tanah licin, kami juga harus menyeberangi sungai yang debitnya tinggi ketika hujan turun. Ketika dilewati, dalamnya seukuran lutut orang dewasa.

Setelah menyeberang sungai, langsung dihadapkan pada tanjakan. Menuntun bersama-sama adalah ritual yang kami laksanakan ketika menghadapi tanjakan tanah nan licin 😀

Inilah foto peserta yang mengikuti Gowes Jelajah Cangar 14 Januari 2011. Kelihatan kompak meskipun kami semua belum tentu saling kenal. Itulah kelebihan bersepeda di alam bebas. Sekali lagi, sepeda dan alam-lah yang menyatukan kami.

Dan inilah beberapa komentar dari peserta tentang GowesJelajah Cangar yang diadakan pada hari ini (14-01). Kebanyakan dari mereka sangat mengapresiasi positif event ini.