Air Terjun Triban – Ngepung (Probolinggo)

Penampakan Air Terjun Triban

Penampakan Air Terjun Triban

Air terjun di Probolinggo? Pasti yang pertama Anda pikirkan adalah Air Terjun Madakaripura. Madakaripura menjadi populer karena lokasinya yang berada di jalur Surabaya – Bromo. Banyak agen wisata yang membawa tamunya untuk mampir ke air terjun Madakaripura sebelum melanjutkan perjalanan menuju Surabaya atau kota lain yang menjadi area penjemputan mereka.

Tahukah Anda, ternyata Kabupaten Probolinggo khususnya di wilayah pegunungan Bromo juga memiliki beberapa tempat wisata air terjun selain Madakaripura. Salah satunya adalah air terjun Triban yang terletak di desa Ngepung. Jika berangkat dari Surabaya menuju Bromo lewat Madakaripura, desa Ngepung tidak akan dilewati. Ngepung hanya akan dilewati oleh kendaraan yang berasal dari terminal Bayuangga (Probolinggo).




Hanya sekitar 45 menit menggunakan kendaraan bermotor dari Kota Probolinggo, kita sudah dapat mencapai SMK 1 Sukapura yang merupakan penanda jalur masuk menuju air terjun Triban. Sudah ada beberapa warga sekitar yang menawarkan jasa parkir kendaraan bermotor dengan biaya Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 20.000 untuk mobil. Mengenai tiket wisatawan, sejauh ini masih gratis. Tidak heran jika parkir kendaraan bermotor dipatok dengan harga relatif tinggi untuk tempat wisata dengan nol fasilitas umum.

Jalur curam menuju Triban

Jalur curam menuju Triban

Dari jalan utama kita akan masuk ke area perbukitan dan menuruninya hampir selama 1 jam. Tipe jalur yang harus dilewati wisatawan sangat curam dan mungkin sangat licin ketika musim hujan. Ketika berkunjung di musim kemarau (Juli 2015), hampir tidak ada alat bantu yang disiapkan untuk medan-medan berbahaya. Kami hanya dibantu oleh anak tangga alami yang sepertinya telah dicangkul sebelumnya oleh warga setempat.

Semakin mendekati sungai, jalur yang dilewati semakin menantang. Anak tangga yang sebelumnya sangat membantu langkah kami menuruni bukit digantikan oleh tanah kering dengan kontur berpasir. Tentunya medan seperti ini sangat licin karena pasir tersebut bisa longsor kapan saja. Alhasil celana bagian belakang kami menjadi kotor karena sesekali harus turun bukit sambil duduk.

Jalur menuju Air Terjun Triban lumayan menantang

Jalur menuju Air Terjun Triban lumayan menantang

Mendekati air terjun, ternyata tidak hanya kami yang sedang mengunjungi Triban. Ada sekelompok anak muda yang juga berasal dari Kota Probolinggo yang sedang bermain air. Ternyata mereka sedang bermain air di kubangan yang terbentuk karena aliran air terjun dengan tinggi sekitar 5 meter. Hal paling mengasyikkan yang bisa dilakukan di titik tersebut adalah dengan lompat dari tebing dengan tinggi sekitar 5 meter. Jangan khawatir untuk kedalaman airnya karena berkisar antara 3 hingga 5 meter. Tentu Anda harus mahir berenang agar dapat mencapai pinggiran sungai setelah lompat dari tebing.

Lompat dari Tebing di Air Terjun Triban

Lompat dari Tebing di Air Terjun Triban

Teman saya (Zaenal) sempat mengabadikan momennya lompat dari tebing hingga berenang mencapai tepi sungai. Sungguh mengasyikkan. Penasaran? Ini videonya.

Jika berminat mengunjungi Coban Triban, berikut adalah beberapa saran yang perlu Anda perhatikan:

  1. Tiba di Ngepung sebelum pukul 12 siang
    Menjadi tidak asyik jika momen bersenang-senang kita dibatasi oleh waktu. Dengan tiba di Ngepung sebelum pukul 12 siang, Anda sudah memiliki waktu minimal 2 jam untuk bermain air. Sangat disarankan sebelum pukul 4 sore sudah perjalanan kembali menuju Ngepung (mendaki bukit).
  2. Bawalah snack dan air minum
    Karena tidak ada yang berjualan di sekitar jalan masuk menuju Triban, saya sarankan membawa / membeli snack sebelum tiba di Ngepung. Jalan-jalan tanpa makan-makan sepertinya kurang asyik. Jika ingin lebih asyik, bawalah kentang / ubi yang nantinya dibakar di lokasi air terjun. Tentu Anda harus mengumpulkan kayu bakar sambil menikmati perjalanan menuju air terjun. Jangan lupa membawa korek karena itu yang paling penting. Hehe
  3. Bawalah alat keselamatan (tali / webbing, pelampung, dll)
    Tali menjadi alat yang sangat berguna ketika perjalanan mendaki menuju Ngepung karena kita harus melalui bukit yang terjal dan berpasir. Selain itu tali juga dapat digunakan sebagai alat keselamatan ketika sedang bermain air. Dengan mengikatkan pelampung di sebuah tali, diharapkan dapat menyelamatkan kawan-kawan yang ‘amit-amit’ tenggelam atau hanyut mengikuti arus sungai.
  4. Hindari musim hujan
    Kemarau adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi Triban. Jalur yang licin ditambah dengan resiko air bah menjadikan Triban tidak aman untuk dikunjungi saat musim hujan. Selagi musim kemarau, yuk kita beramai-rami mengunjungi Triban 😀
Foto bareng di depan Triban

Foto bareng di depan Triban

Akhir kata, alam menjadi semakin rusak karena ulah-ulah manusia yang tidak dapat menghargainya. Jika kita ingin dapat terus menikmati keindahan ciptaan-Nya, jangan rusak alam. Bawalah kembali sampah-sampah yang berasal dari barang yang kita gunakan. Semoga dengan mengenalkan air terjun Triban, tidak menjadikannya sebagai tempat penampungan sampah seperti kebanyakan gunung yang kini trennya menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Amiiiiin 😀

Album foto : Air Terjun Triban on Anom’s Flickr

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam jalan-jalan dan sukses untuk kita semua.

← Previous Post

Next Post →

5 Comments

  1. nom..kok gak bisa ya aku share di fb?

  2. yustianingsih

    Keren (y) mz anom
    Makasih udah menyebarkan ke indahan probolinggo

    Jd Pingin ksana tp takut
    Cz ada kejadian

    • Semenjak adanya kejadian seorang siswa meninggal di lokasi, kini Coban Triban ditutup oleh pihak Perhutani. Sayang sekali padahal kondisinya indah dan bisa menjadi potensi baru tempat wisata di Kabupaten Probolinggo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *