Track B29 sebelumnya hanya aku dapatkan sensasinya lewat beberapa komentar kawan-kawan di Facebook. Pekan kemarin, tepatnya Minggu (13/05) aku berkesempatan untuk merasakan sendiri sensasi menjelajah track B29 yang terletak di kawasan Gunung Bromo.
Acara yang diprakarsai oleh Pak Ricky ini hanya diikuti oleh 30 orang peserta. Beliau mengatakan bahwa track yang kami lewati adalah ekstrim dan lebih baik jika hanya orang – orang dengan skill menengah ke atas yang mengikutinya.
Silahkan dibayangkan, kami berangkat dari Kota Lumajang (100 mdpl) pada pukul 03.30 WIB dan baru sampai di Bantengan (2300 mdpl) yang juga merupakan titik pertama menggenjot pedal sekitar pukul 07.00 WIB. Cukup lama juga mengingat kami semua diangkut menggunakan truk dan harus kehujanan rintik – rintik yang disertai dengan serangan hawa dingin khas pegunungan.
Sampai di Bantengan, kami semua sarapan terlebih dahulu dengan menu ala kadarnya. Bukan makanan yang menjadi pusat perhatian beberapa peserta saat itu. Kami lebih memilih untuk dekat dengan kompor yang juga dibawa truk untuk memasak kopi yang sekaligus menjadi menu sarapan. Ah, rasanya hangat sekali pagi itu karena aku duduk di dekat kompor 😀
Daerah Jantur adalah pos pertama dalam penjelajahan track B29. Butuh energi ekstra untuk melewati beberapa tanjakan hingga kami bisa sampai di Jantur. Jalur tanjakan berupa tanah vulkanik basah memperlambat pergerakan kami. Jalur aliran air yang sejajar dengan jalan setapak semakin membuat track menjadi licin. Tidak ada pilihan lain untuk melewati tanjakan tersebut kecuali dengan menuntun sepeda. #pasrah 😀
Selama penjelajahan menuju Jantur, jurang vertikal sedalam sekitar 300m menjadi ‘pemanis’ track. Jurang tersebut sebenarnya adalah tebing yang memberikan pemandangan berupa Lautan Pasir Gunung Bromo. Bagi yang ingin mengabadikannya, harus berlomba – lomba dengan kabut agar bisa mendapatkan gambar yang terbaik.
Tibalah kami di Jantur, awal dari beberapa turunan panjang yang sungguh menggiurkan. Jenis tanah yang kami lewati adalah tanah berpasir khas Lautan Pasir Gunung Bromo. Jalur air yang sejajar dengan track mulai berkurang. Kami bisa menikmati turunan tanpa perlu mengeluarkan teknik handling tingkat tinggi. #sombong 😀
Memasuki daerah B29, pemandangan Lautan Pasir Gunung Bromo digantikan dengan pemandangan bukit yang hijau karena ditanami sayuran. Track yang kami lewati kembali berupa tanah vulkanik licin dan dipenuhi jalur aliran air, baik sejajar maupun melintang di atas jalur. Banyak dari kami yang mengurangi kecepatan dan bahkan menuntun sepeda ketika melahap track turunan ini. #ekstrim 😀
Turunan di daerah B29 tidak panjang namun curam. Dalam waktu singkat kami menuruninya, sampailah di Desa Argosari. Desa ini adalah desa pertama yang kami jumpai selama Jelajah Track B29. Jalur yang kami lewati di pemukiman Suku Tengger ini berupa makadam dan plesteran yang kadang licin karena berlumut.
Jalur aspal adalah penutup penjelajahan kami di Kawasan Wisata Bromo Tengger Semeru. Jalur ini mengantar kami semua kembali ke Kota Lumajang melewati daerah Senduro. Hidangan makan siang siap menanti kami yang selama hampir 6 jam menjelajah track B29 bersama sepeda masing-masing.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Pak Ricky yang sudah mau berbagi kesempatan menjelajah track B29 pada saya, Pak Jhoni yang sudah mau berbagi ruangan di rumahnya untuk tempat kami bermalam, dan semua peserta yang terlibat serta kru komunitas Gowes Jelajah (Danu dan Fuad). Semoga di kesempatan berikutnya kita bisa menjelajah kembali.
Salam gowes jelajah dan sukses untuk kita semua.
Menyukai bersepeda dan jalan-jalan sambil motret. Kalau ingin dipandu berwisata, bersepeda, atau difotoin di sekitar Bromo dan Malang, kontak via WA aja ke +62852-8877-6565
Arifin
Kapan lagi ada jadwalnya…?
Anom Harya
Sepertinya bisa diagendakan kembali untuk gowes di B29. Saya nunggu promotor atau sponsor deh. Yang pasti selalu siap menjadi organizer-nya
Latri
Hai, saya baru klaar nyobain track B29 dari Bantengan sesuai jalur anda dg jalan kaki bersama manteman range usia 16-67 yg. Ngecamp di Savana bintang 2, 695 MDPL melihat bintang gemintang. Indah sekali tidur dibawah bintang…
So, jangan hanya melintas saja ya…coba singgah bermalam lihat nebula, awal bintang bermula…
Salam,
Latri