Memandang Sunrise Gunung Bromo dari Seruni

Bukan Bromo jika pesonanya habis dimakan waktu. Dengan memiliki area wisata yang begitu luas, tidak heran Bromo dipilih sebagai 10 tempat wisata terbaik di Indonesia. Mayoritas wisatawan datang ke Bromo untuk menikmati momen matahari terbit dan kembali melanjutkan aktivitas wisatanya (di tempat lain) saat tengah hari. Sudah berapa kali Anda datang ke Bromo? Sudah pernah dengar tentang sebuah tempat di Bromo yang bernama Seruni?

Pemandangan Lautan Pasir dari Seruni Bromo

Pemandangan Lautan Pasir dari Seruni Bromo

Seruni merupakan salah satu tempat untuk menyaksikan matahari terbit di sekitar Gunung Bromo. Mungkin nama Pananjakan lebih terkenal dibanding Seruni sebab Pananjakan merupakan titik tertinggi untuk menyaksikan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo. Meski tidak lebih tinggi dari Pananjakan, pesona Seruni tidak bisa diremehkan. Berada di ketinggian sekitar 2400 MDPL, hamparan lautan pasir terlihat lebih dekat. Pada bulan tertentu (sekitar April – Juli), kabut yang menutupi lautan pasir mulai subuh hingga siang hari terlihat sangat cantik bila dilihat dari Seruni.

Melihat Milkyway di Seruni Bromo

Melihat Milkyway di Seruni Bromo

Untuk menuju Seruni relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan Pananjakan. Dengan melalui akses jalan dari Kabupaten Probolinggo, mobil pribadi diperbolehkan masuk ke area Seruni dengan catatan pengemudinya mahir mengoperasikan kendaraan di jalanan berbukit. Penerangan yang minim di sepanjang jalan memiliki keuntungan dan kerugian. Di sisi negatif, pengendara motor perlu lebih hati-hati saat menuju Seruni sebab hingga tulisan ini diunggah masih banyak bagian jalan yang rusak. Sedangkan di sisi positif, kita bisa melihat dan mengabadikan milkyway tanpa perlu mengkhawatirkan polusi cahaya.

Suasana di Seruni Bromo

Suasana di Seruni Bromo

Tiba di area parkir Seruni, ada banyak pilihan lokasi untuk menikmati momen matahari terbit. Jika menghindari jalan mendaki sekitar 30 menit, kita bisa duduk di warung sambil menunggu jam matahari terbit. Rasa dingin dengan minum kopi / teh dan makan mi instan bisa berkurang berkat kehadiran warung. Kalaupun malas jalan kaki, ada kuda yang siap mengantar wisatawan hingga mencapai anak tangga pertama. Jalan kaki sekitar 30 menit bisa dipotong menjadi hanya 15 menit melewati beberapa anak tangga.

Pemandangan Cemoro Lawang dari Seruni

Pemandangan Cemoro Lawang dari Seruni

Setelah tiba di Seruni View Point, wisatawan bisa bebas berekspresi karena kondisinya relatif lebih sepi dibanding Pananjakan View Point. Saat berkunjung ke Seruni jangan hanya membawa lensa lebar. Lensa tele juga mujarab dalam menghasilkan gambar-gambar indah. Sesaat setelah matahari terbit, arahkan kamera Anda ke timur sehingga membidik hamparan ladang yang ditumbuhi pepohonan. Pepohonan yang tumbuh sebagai pembatas ladang dan jalan adalah objek foto yang indah jika kabut dan sinar matahari bekerja sama menghasilkan Ray of Light (ROL).

Ingin berkunjung ke Seruni atau Bromo dengan dipandu saya dan tim? Kirim WA saja ke 085288776565.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam jepret dan sukses untuk kita semua.

← Previous Post

Next Post →

2 Comments

  1. This is my third visit to Mt Bromo in 4 years and compared to the last trip where I took a jeep up to Viewpoint 1 (way too crowded), I took a walk up to a lower viewpoint (called Seruni Point) … the view is equally magnificent, with far less crowd (in fact, very few people were there at 5 am compared to the one where jeeps will take you), and its FREE!!

    • anomharya

      Agree with your opinion. I used to visit Seruni Point because I can use my own vehicle or just walk from my inn around Cemoro Lawang. It’s cheaper than using jeep to go to sunrise view point.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *