Gambar 1

Loading di Jln Letjen S.Parman (Malang)

Senang sekali, setelah hampir 1 bulan tidak merasakan gowes di siang hari akhirnya kami bisa berkumpul kembali untuk bersepeda ria menjelajah alam. Acara Gowes Jelajah yang dilaksanakan pada H+2 (21 Agustus 2012) ini diikuti oleh 5 orang yang kebetulan hanya saya saja yang bukan warga asli Malang. Tidak heran jika yang terlibat sangat sedikit đŸ˜€

Gambar 2

Start di gang sebelah SDN Ngadirejo I

Kami berkumpul di jalan Letjen S. Parman dan baru diangkut oleh mobil pickup pada pukul 07.00 WIB. Perjalanan menuju Desa Ngadirejo yang berada di Kabupaten Pasuruan dibantu dengan menggunakan mobil ini. Kami memilih untuk diangkut menggunakan mobil karena Desa Ngadirejo berjarak sekitar 40km dari Malang dan juga ditambah dengan kondisi jalannya yang menanjak. Perlu diketahui, Desa Ngadirejo merupakan desa yang dilewati ketika berkunjung ke Penanjakan melalui Nongkojajar. Jadi tidaklah sulit untuk mencapai lokasi start kami saat itu.

Gambar 3

Pemandangan khas kaki Gunung Bromo

Kami memulai perjalanan pada pukul 09.47 WIB dengan kondisi langit yang cerah. Ketika pertama menjelajah single track, turunan langsung kami nikmati dengan pemandangan bukit-bukit yang dipenuhi dengan tanaman warga setempat. Kondisi jalur di 3 kilometer pertama merupakan turunan single track yang berdebu dan terdapat jurang di sebelah kiri / kanannya.

Gambar 4

Berbagi jalur dengan warga setempat

Di tengah perjalanan, tidak sedikit kami temui warga setempat yang berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bermotor untuk mengangkut rumput (untuk makanan ternak) dan juga warga yang sekedar membawa peralatan bertani. Disarankan untuk menyapa mereka ketika berpapasan dengan tujuan untuk menghormatinya.

Gambar 5

Terjatuh sudah biasa bagi kami

Jalur berdebu membuat beberapa dari kami yang berada di belakang memiliki jarak pandang yang terbatas. Jika nekat (karena tidak menjaga jarak), akibatnya jatuh dan bisa jadi terguling-guling. Gambar di atas buktinya. Berhati-hatilah ketika melewati jalur ini karena terdapat banyak kubangan dengan posisi melintang yang sengaja dibuat untuk aliran air. Syukurlah sepeda milik om Rico  (helm oranye) tidak terjatuh ke tebing yang tingginya sekitar 15 meter dari dasar.

Gambar 6

Melewati jalur tanah di sebelah jalur utama Nongkojajar – Penanjakan

Hari menjadi semakin siang yang saat itu dibuktikan oleh arloji kami yang menunjukkan pukul 10.44 WIB. Kami mulai memasuki perkebunan dan pemukiman warga. Meski demikian, kami tetap menikmati single track tanah karena posisi rumah warga saling berjauhan dan terkesan tidak banyak yang berada di sekitarnya. Entahlah, mungkin sepi karena banyak dari mereka yang sedang berkunjung ke rumah sanak saudaranya. Tetaplah berhati-hati ketika memasuki perkampungan dan usahakan untuk menyapa warga yang berada di pinggir jalan / halaman rumahnya.

Gambar 7

Loading episode II di sekitar Pasar Nongkojajar

Memasuki KM 5, kami sudah disuguhi dengan turunan aspal yang mengantarkan kami menuju kawasan pertokoan Wonosari – Nongkojajar. Di tempat ini kami memilih untuk diangkut menggunakan pickup menuju Tunggangan. Bukan hal yang berlebihan / malas-malasan ketika kami memilih untuk di-loading episode II, melainkan karena kondisi stamina yang sudah terkuras ketika menikmati turunan curam selama beberapa jam sebelumnya.

Belum lagi kondisi jalur yang akan kami lewati yakni tanjakan setan makin membuat kami yakin bahwa jalur ini harus dilewati menggunakan kendaraan pengangkut. Jangan khawatir, kendaraan pengangkut yang membantu kami sebenarnya selalu standby di lokasi ini karena banyak menerima job untuk mengangkut barang-barang dari pasar. Untuk jarak yang ditempuh sekitar 7 km dengan kondisi menanjak, uang Rp 40.000,00 sangatlah berarti.

Gambar 8

Track Tunggangan

Track Ngadirejo – Tutur sudah kami lewati. Sekarang perjalanan dilanjutkan kembali untuk melahap track Tunggangan – Singosari. Jalur yang kami lewati tidak berdebu parah seperti jalur sebelumnya. Ada tantangan baru yang harus kami hadapi yakni turunan yang memaksa suspensi bekerja lebih keras (baca : undak-undakan). Tak hanya suspensi sepeda, suspensi alami di tubuh ini pun bekerja lebih. Terbukti saat saya menulis artikel ini, kondisi kedua bahu masih linu karena sehari sebelumnya menikmati track turunan yang berjarak 7 km ini.

Gambar 9

Tetap beribadah meski asyik menikmati duniawi

Disarankan untuk membawa peralatan beribadah ketika menjelajah track yang saya tulis dalam artikel ini. Panjangnya track + tantangan yang beragam pasti membutuhkan waktu yang panjang. Bagi goweser muslim, luangkanlah waktu untuk beribadah di surau yang terdapat di kawasan pemukiman warga setempat ketika sudah memasuki waktu sholat. Selain meningkatkan kadar keimanan, momen ini dapat pula digunakan untuk berkomunikasi dengan warga setempat.

Gambar 10

Terjatuh (lagi) dan harus mau bangkit kembali

Perjalanan dilanjutkan kembali dengan melewati punggungan bukit yang tandus. Kondisi jalur yang kami lewati adalah turunan curam yang makin menantang karena memiliki bebatuan yang besar. Ada beberapa kawan yang sempat terjatuh di jalur ini karena kurang berhati-hati. Tapi tak apa, jika tak jatuh mungkin kita tidak pernah belajar đŸ™‚

Gambar 11

Indahnya pemandangan dari atas bukit di Tunggangan

Indah sekali pemandangan pada gambar di atas. Terlihat jelas kawasan Singosari yang berada di Kab. Malang dari atas bukit ini. Tak banyak yang ingin disampaikan, yang pasti Anda harus menikmatinya sendiri.

Gambar 12

Perjalanan pulang menuju Singosari

Pada pukul 14.00 WIB kami sudah bertemu dengan jalan aspal di daerah Singosari. Momen ini menandai bahwa petualangan kami harus berakhir. Kami pun tetap mengayuh sepeda menuju Malang yang terletak sekitar 12 KM dari jalur aspal ini.

Sebetulnya banyak sekali cerita unik lainnya yang tidak saya tampilkan di artikel ini. Semoga bagi yang membaca tulisan ini juga bisa memperoleh kesempatan menjelajah track Ngadirejo – Singosari. Jika pernah merasakannya, silakan berbagi pengalaman melalui form komentar.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam gowes dan sukses untuk kita semua.