Pada umumnya perlengkapan yang harus dibawa ke Bromo hampir sama saat kita berkunjung ke daerah pegunungan lainnya. Daerah yang memiliki Lautan Pasir seluas 5.250 hektar di ketinggian 2.392 mdpl ini membuat kita harus beradaptasi dengan cara membawa perlengkapan yang sesuai. Apa saja yang harus dibawa ketika berkunjung ke Bromo?
1. Jaket, syal, penutup kepala / telinga, sarung tangan, dan sepatu
Fokuskan perlengkapan Anda untuk menghangatkan tubuh karena suhu di Bromo pada saat musim penghujan berkisar antara 10 – 20 derajat Celsius. Suhu ini akan menjadi lebih rendah lagi jika memasuki bulan kemarau antara Juli hingga Oktober.
Jaket yang dibawa tak perlu tebal sehingga menghabiskan ruang dalam tas / koper. Saya biasanya menggunakan jaket berbahan polar sebagai inner dan jas hujan sebagai outer. Saya memilih polar sebagai inner karena bahan ini telah terbukti mampu menjaga kehangatan tubuh. Sedangkan jas hujan sebagai outer karena fungsinya yang menahan angin dan air seandainya turun hujan saat kita sedang asyik menikmati alam Bromo.
Sebetulnya yang membuat dingin udara di Bromo adalah angin dingin yang pada saat tertentu bertiup kencang. Jika sudah memiliki jaket anti angin (windproof) dan yakin untuk menggunakannya selama di Bromo, saya pikir tak jadi masalah. Toh, kalau kedinginan masih ada jasa penyewaan jaket terutama di daerah Pananjakan.
2. Kacamata & masker
Tak lengkap jika berkunjung ke Bromo tanpa menyentuh pasir dan mendaki tangganya hingga ke kawah. Perlu diketahui, debu di Lautan Pasir Gunung Bromo sangatlah halus dan berbahaya jika dihirup. Menggunakan kacamata sangat baik untuk melindungi mata dari debu dan masker sangat baik untuk melindungi saluran pernapasan.
Jika kurang beruntung saat mendaki Gunung Bromo, bau belerang menyengat akan keluar dari kawah. Saya teringat bagaimana cara penambang belerang di Gunung Ijen untuk tetap bertahan meski bekerja diantara bau belerang yang menyesakkan dada. Gunakan air untuk membasahi pakaian dan bernafaslah melalui mulut sambil mengulum pakaian yang telah dibasahi tadi. Saya pernah mencobanya ketika mendaki kawah Ijen dan terbukti mampu mengurangi sesak nafas akibat menghirup bau belerang.
3. Sunblock & tisu basah
Bromo memang merupakan daerah pegunungan yang dingin. Namun jangan terlena dengan sejuknya Bromo dan kemudian bermain di bawah terik matahari tanpa perlindungan sunblock. Dari pengalaman pribadi saya yang bersepeda di sekitar Bromo tanpa menggunakan sunblock, ketika pulang kulit saya belang-belang. Sangat memalukan 😀
Untuk tisu basah, usahakan selalu membawanya kemanapun kita pergi. Khusus untuk kondisi Bromo yang kering dan tidak ada rumah penduduk di lautan pasir, tisu basah akan sangat berguna di kala rasa ingin Buang Air Besar (BAB) tak terbendung lagi. Kalau Anda bisa menahannya, datanglah ke toilet dekat parkiran jeep di lautan pasir. Toilet disana menurut saya bersih dan sangat membantu menyalurkan hasrat ingin BAB Anda.
4. Gelas kertas
Bagi pengunjung yang sangat memperhatikan kebersihan alat makannya, gelas kertas akan sangat membantu saat ingin membeli minuman hangat. Karena kondisi Bromo yang kering dan susah untuk mendapatkan air, seringkali saya melihat para pedagang mencuci alat makannya dengan hanya 1x celup ke dalam ember. Entah berapa kali air tersebut digunakan untuk mencuci alat makan yang telah dipakai pembeli sebelumnya. Jika sudah demikian, percayalah bahwa gelas kertas akan berguna.
5. Kamera
Tak ada momen yang boleh dilewatkan tanpa dokumentasi. Jika Anda datang jauh-jauh ke Bromo dan berpikiran belum tentu dapat mengunjunginya kembali, jangan lupakan kesempatan untuk memotret sebanyak mungkin. Tapi yang perlu diperhatikan saat memotret di Bromo adalah selalu perhatikan kebersihan kamera. Seringkali saya mengantar tamu dan menemukan kameranya macet (terutama di bagian lensa yang sering bergerak keluar masuk). Setelah dicermati ternyata debu-debu vulkanik halus yang telah menyebabkannya. Sebagai solusi, saya sarankan untuk selalu membawa lenspen jika ke Bromo agar kamera tidak mudah rusak karena debu-debu vulkanik.
Saya pikir 5 poin di atas tidak susah untuk dibawa saat kita berkunjung ke Bromo. Jika Anda pernah berkunjung ke Bromo dan membawa perlengkapan selain yang saya sebutkan tadi, jangan hanya disimpan dalam hati. Bagikan disini agar wisatawan lain yang berkunjung ke Bromo tidak ‘saltum’.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam jalan-jalan dan sukses untuk kita semua..

Menyukai bersepeda dan jalan-jalan sambil motret. Kalau ingin dipandu berwisata, bersepeda, atau difotoin di sekitar Bromo dan Malang, kontak via WA aja ke +62852-8877-6565
lionelsky
Thanks a lot, dan akan sangat membantu nih hehehe
Anom Harya
Terima kasih juga sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 🙂
Denny
Trims, isi blog nya sangat membantu dalam persiapan perlengkapan yg hrs dibawa saat ke bromo, kebetulan rencana kami akan menuju kesana.
Anom Harya
Terima kasih kembali om / tante 🙂
Farida
Info yang sangat berguna….terimakasih ya..
Anom Harya
Terima kasih kembali om / tante 🙂
arya
Mau ke bromo nih….jadi info ini bermanfaat….tksh…
Anom Harya
Terima kasih kembali om / tante 🙂
Bismo
Gan, kalo ke bromo itu gak kayak kita bener” nanjak gunung ya gan?
Anom Harya
Hayah. Untuk ke kawah Gunung Bromo cuma butuh waktu sekitar 30 menit gan. Santai pun nyampai kok..
imronitemb
rekeasi yang menantang
wisata bromo the adventure tour
makasih infonya
Anom Harya
Yup, terima kasih kembali om..
afriliyanti
ada tempat sholatkah di gunung bromo
Anom Harya
Kalau di area Lautan Pasir tidak ada tempat Sholat. Sedangkan jika menuju Pananjakan (puncak 2700mdpl, bukan Seruni) saat sunrise – Anda bisa Sholat di Musholla Mandiri (didirikan oleh Bank Mandiri). Lokasinya sekitar 200m di bawah Pananjakan.
Namun jika malas turun dan naik kembali ke Pananjakan, bisa kok Sholat di dekat sunrise view point. Sebelum masuk Gapura Pananjakan, lihat bagian kiri. Disana ada ‘bale’ yang biasa digunakan untuk Sholat meski awalnya bukan untuk tempat Sholat.
Fatmawati
Trima kasih infonya ya bang..
Anom Harya
Terima kasih kembali
Travel Jember Malang
Saya rasa ini adalah Taman Nasional di Indonesia dengan view terbaik yang pernah saya kunjungi. Kita bisa mendapatkan pemandangan dan pengalaman yang mewah dengan budget yang cukup minim dengan lokasi yang tidak jauh dari kota besar.
Ada gunung, padang pasir, padang rumput, air terjun, dan pemandangan matahari terbit terbaik yang pernah saya rasakan selama ini.