Mungkin ini adalah artikel pertama saya yang ‘memamerkan’ hasil foto dengan genre portrait. Baru setahun belakangan saya mulai menyukai dunia fotografi yang ber-genre portrait. Kalau boleh jujur, pada 5 tahun pertama saya belajar tentang fotografi hampir tidak ada foto manusia yang dapat saya abadikan dengan baik. Kalaupun ada, mungkin foto manusia yang sedang bersepeda alias foto orang gowes. Hehehe

Seiring berjalan waktu, banyak pengalaman yang saya dapatkan untuk meningkatkan kemampuan dalam memotret orang. Ternyata tidak hanya kemampuan teknis fotografi yang perlu dikuasai. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan subjek foto (dalam kasus ini sang model) juga diperlukan agar pesan visual dapat disampaikan ke subjek tujuan foto. Ekspresi model foto tidak pernah bisa diubah menggunakan aplikasi editor apapun. Oleh karena itu sangat penting menjaga mood sang model dengan kemampuan berkomunikasi yang baik. Selain itu saya juga perlu memperhatikan detail yang berada di sekitarnya. Sayang sekali, saya baru menyadari bahwa detail rambut Ebik (sang model) kurang rapi terutama pada beberapa frame menjelang sesi foto berakhir.

Pada beberapa foto yang saya tampilkan di tulisan ini, saya sangat menghargai kesabaran Ebik selama diarahkan sebagai subjek foto. Selain itu, tentu penampilan Ebik tidak akan berkilau tanpa sentuhan MUA yang juga merupakan sepupu saya, Eka Surya. Oh iya, gaun yang digunakan Ebik dalam sesi pemotretan ini juga merupakan properti dari Eka Surya. Jika Anda tinggal di sekitar Bali dan menginginkan sesi foto bergaun putih dengan kesan elegan, kontak saja Eka Surya.

 

Sepertinya semakin besar tantangan yang saya dapat ketika saya merasa bodoh. Ternyata dunia fotografi tidak hanya di situ-situ saja dan membuat saya jadi makin penasaran dengan dunia fotografi. Anda juga tertarik untuk belajar fotografi? Yuk belajar fotografi dengan saling memberi kritik dan saran lewat form komentar.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam njepret dan sukses untuk kita semua.