Ritual Unan - unan di Bromo

Ritual Unan – unan di Bromo

Jika Anda pernah berkunjung ke Bromo, mungkin warga setempat yang Anda temui merupakan keturunan Suku Tengger. Suku Tengger merupakan komunitas masyarakat yang mendiami wilayah di sekitar Gunung Bromo. Suku Tengger pada umumnya tinggal di 4 kabupaten yang mengelilingi kawasan Gunung Bromo, yakni : Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang. Setiap suku pasti memiliki kebudayaan yang unik, termasuk Suku Tengger. Syukurlah beberapa hari lalu saya memiliki kesempatan untuk mendokumentasikan ritual Unan-unan oleh Suku Tengger yang dilaksanakan di Desa Ngadiwono (Kab. Pasuruan).

Ritual Unan - unan di Bromo

Ritual Unan – unan di Bromo

Umumnya masyarakat Tengger menggunakan kalender Surya Candra Permana yang memiliki 13 bulan pada tahun panjang dan 12 bulan pada tahun pendek. Unan-unan berasal dari kata una dalam bahasa Jawa kuno yang berarti ‘kurang’. Ritual Unan-unan dilaksanakan untuk menyesuaikan perhitungan bulan (sasi) dalam 1 tahun pada waktu jatuh tahun panjang (tahun landhung).

Selain untuk menyesuaikan sistem penanggalan, ritual Unan-unan juga bertujuan untuk menyucikan dan membersihkan desa setempat dari gangguan makhluk halus. Hal ini tidak lepas dari keyakinan bahwa tahun panjang merupakan waktu dimana banyak terjadi ketidak-seimbangan alam, baik secara sakala maupun niskala. Arwah leluhur yang masih belum sempurna di alam sesudah kematian fisik juga didoakan dengan harapan agar arwah para leluhur dapat kembali ke alam asal yang lebih sempurna, yaitu Nirwana.

Ritual Unan - unan di Bromo

Ritual Unan – unan di Bromo

Seekor kerbau dikorbankan dalam ritual Unan-unan. Kerbau dipilih sebagai korban karena memiliki karakter yang agung, kuat, dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kepala kerbau dan bagian luar tubuhnya (kulit serta kaki) diarak keliling desa menuju ke Sanggar Punden. Setelah dilakukan ritual di Sanggar Punden, kerbau diarak kembali menuju ke lokasi yang dipilih sebagai tempat penguburan. Bagian daging kerbau telah dipisahkan sebelumnya sehingga tidak ikut dikubur. Daging ini kemudian dibagi kepada warga setempat untuk dimasak tanpa garam.

Sebenarnya ada banyak informasi yang saya dapatkan dari pihak perangkat Desa Ngadiwono (Kab. Pasuruan) mengenai pelaksanaan ritual Unan-unan. Jika Anda tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai ritual Unan-unan, silakan unduh melalui link di bawah.

Makna Ritual Unan-unan di Bromo

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam budaya dan sukses untuk kita semua.