Sisi Barat dari Krabyakan, Tegalalang-nya Malang

Sisi Barat dari Krabyakan, Tegalalang-nya Malang

Siapa yang pernah berkunjung ke wisata sawah terasering yang berada di kawasan Tegalalang (Bali)? Banyak orang mungkin lebih familiar menyebut Tegalalang dengan Ceking Rice Terrace atau sawah Ubud (padahal lokasinya tidak di Ubud). Nah, sekitar 2 tahun belakangan kawasan wisata Tegalalang sedang naik daun karena tingginya publikasi melalui sosial media (terutama instagram). Lalu apa hubungan antara Krabyakan di Malang dengan Tegalalang yang terletak di Bali?

Krabyakan, Lumbung Padi Kabupaten Malang

Krabyakan, Lumbung Padi Kabupaten Malang

Kesamaan antara Krabyakan dan Tegalalang adalah sama-sama memiliki sawah terasering yang ditanami padi. Meski terasering yang berada di Krabyakan tidak securam sawah terasering yang berada di Tegalalang, pemandangan yang disajikan tidak berbeda jauh keindahannya. Selama saya bolak balik berkunjung ke Krabyakan (dalam setahun belakangan), tidak pernah ada satupun sawah yang diganti jenis tanamannya dari padi menjadi tanaman lain. Setelah ngobrol dengan warga setempat, faktor persediaan air yang melimpah menjadi pendukung utama kawasan Krabyakan ditanami padi sepanjang tahun.

Momen matahari terbit di Krabyakan, Tegalalang-nya Malang

Momen matahari terbit di Krabyakan, Tegalalang-nya Malang

Faktor lainnya, kita sama-sama bisa menikmati momen matahari terbit di Krabyakan dan Tegalalang. Meski matahari terlambat muncul akibat terhalang bukit, langit timur akan memerah sesaat sebelum matahari terbit. Sekitar 30 – 60 menit setelah matahari terbit, cahaya dengan warna hangat akan menyinari bagian yang terkena bayangan perbukitan. Bahkan terkadang Ray of Light (ROL) muncul diantara pepohonan yang tumbuh di kawasan bukit sebelah timur Krabyakan. Munculnya ROL tentu juga harus didukung oleh kondisi berkabut atau berasap yang dihasilkan dari kegiatan bakar sampah oleh warga.

Ray of Light di Krabyakan, Tegalalang-nya Malang

Ray of Light di Krabyakan, Tegalalang-nya Malang

Selain kondisi alamnya yang masih asri, ternyata keramahan menjadi karakter utama dari warga yang tinggal di sekitar Krabyakan. Mulai pukul 5 pagi ada saja warga yang jalan kaki dari rumahnya menuju sawah. Jika Anda menyukai foto bergenre Human Interest, Krabyakan adalah surga yang sangat menjanjikan. Bayangkan, hampir setiap 5 menit ada saja warga yang melintas dengan pakaian sederhana dan juga perlengkapan bertani. Jika beruntung, juga ada sapi pembajak sawah dan juga itik yang sedang digembalakan melewati jalan yang sama. Pepohonan yang tumbuh di kiri dan kanan jalan menjadikan suasana foto pedesaan nan asri terasa makin ¬¬¬kental. Rasanya saya sedang memotret aktivitas masyarakat pada tahun 1990an (padahal waktu itu masih jadi bocah ingusan) saat itu. Ah, tidak dapat dibayangkan jika suatu saat nanti saya bisa mengonsep beberapa foto human interest di Krabyakan.

Kegiatan warga di Krabyakan

Kegiatan warga di Krabyakan

Sebenarnya yang menjadi ikon pariwisata dari Krabyakan bukanlah sawah dan pepohonannya melainkan wisata pemandian alami yang hingga saat ini masih digunakan oleh warga setempat untuk keperluan mandi sehari-hari. Buktinya, masih ada warga dan bahkan anak muda yang datang setiap pagi (sebelum jam masuk sekolah) sambil membawa handuk dan kemudian pulang dalam kondisi lebih segar sekitar 10 – 15 menit kemudian. Jika ingin berkunjung ke Krabyakan, pastikan untuk membawa handuk dan pakaian ganti. Siapa tahu juga tergoda untuk mandi di sumber air yang sangat menyegarkan.

Tertarik untuk berkunjung ke Krabyakan? Saya sertakan lokasi Krabyakan di google maps agar lebih memudahkan bagi yang belum pernah berkunjung. Selamat mengeksplorasi keindahan Krabyakan..

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam njepret dan sukses untuk kita semua..