Syukurlah masih bisa menulis kembali untuk berbagi pengalaman tentang Gowes Jelajah Coban Rondo kemarin. Acara kecil yang diselenggarakan pada 04 Maret 2012 ini diikuti oleh 25 orang yang tidak semuanya merupakan kru komunitas Gowes Jelajah. Ada beberapa tamu yang sengaja datang dari Surabaya untuk survei track yang menjelajah hutan Coban Rondo (Kab. Malang) hingga mencapai Goa Jepang (Tlekung, Kota Batu).
Sebelum diberangkatkan menggunakan mobil bak terbuka menuju Wana Wisata Coban Rondo, peserta terlebih dulu berkumpul di Gerbang Sukarno Hatta Univ. Brawijaya. Sesuai dengan aturan yang ditulis di RSVP Gowes Jelajah Coban Rondo, peserta harus sudah datang sebelum jam 6 pagi karena akan ada sedikit persiapan terkait acara ini. Mobil pengangkut (bak terbuka) yang awalnya disiapkan sejumlah 2 mobil tidak cukup rasanya ketika mendekati pukul 06.00 WIB. Banyak peserta yang datang mendekati jam 6 pagi membuat kru Gowes Jelajah harus memesan lagi 1 pickup untuk mengangkut peserta yang tersisa. Jadilah kami berangkat menuju Wana Wisata Coban Rondo menggunakan 3 mobil bak terbuka yang semuanya penuh diisi sepeda dan peserta.
Memasuki Coban Rondo, pastinya kami semua harus membayar retribusi masuk tempat wisata ini. Ketika memasuki kawasan wisata ini jangan salah mengartikan bahwa kami mampir dulu untuk menikmati air terjun. Tujuan kami bukan ke tempat wisata air terjun tersebut karena garis start track gowes yang ada di kawasan ini terletak sekitar 4km dari tempat parkir utama Wisata Air Terjun Coban Rondo. Karena faktor inilah saya dan beberapa kru Gowes Jelajah mengambil inisiatif untuk membayar setengah dari retribusi masuk yang dibebankan kepada pengunjung Wana Wisata Coban Rondo.
Yes, ternyata retribusi masuk hanya bayar setengah karena petugas jaga memang tahu bahwa kami tidak betul-betul mengunjungi air terjun melainkan memasuki hutan Coban Rondo untuk kemudian menuju Desa Pesanggrahan.
Wana Wisata Coban Rondo bisa diakses dari Universitas Brawijaya dengan menempuh perjalanan darat sekitar 25 menit. Kami yang berangkat dari Universitas Brawijaya pukul 06.20 WIB tiba di lokasi sekitar pukul 06.45 WIB. Setibanya di garis start track gowes, sepeda langsung diturunkan dari mobil pengangkut. Setelah semua sepeda diturunkan, ada kru Gowes Jelajah yang memimpin senam pemanasan untuk melemaskan otot tubuh.
Ada komentar yang disampaikan oleh peserta (entah siapa yang mengatakannya dengan lantang),
Baru kali ini aku senam pemanasan sebelum mancal (gowes) 😀
Aku yang mendengar celetukan itu senyum karena memang baru pertama kali ini ada yang berinisiatif untuk melakukan pemanasan sebelum gowes. Hehe 😀
Pemanasan selesai, waktunya gowes, tapi…
Ada kebiasaan baru lagi sebelum gowes. Teman-teman yang akan diberangkatkan diminta untuk berdoa bersama sambil berkumpul menyatukan tangan. Momen tersebut cukup menyatukan peserta yang baru saling mengenal. Sebagai informasi, banyak sekali wajah baru di Gowes Jelajah Coban Rondo ini. Â Bagi yang suka mengembangkan networking (jaringan) pasti akan menyukai hal semacam ini karena secara tidak langsung bisa menambah teman dan pengalaman.
Sekitar pukul 07.05 WIB kami semua mulai memegang sepeda masing-masing dan bersiap untuk menjelajah hutan Coban Rondo menggunakan sepeda.
Track awal yang harus kami tempuh adalah 2 km penuh tanjakan licin karena tanah tempat kami berpijak setengah basah setelah 1 hari sebelumnya diguyur hujan deras. Struktur tanah vulkanik yang mengeras dan licin ketika setengah basah menyulitkan peserta untuk menggenjot pedalnya masing-masing. Menuntun sepeda adalah pilihan utama bagi yang tidak ingin susah 😀
Setelah sekitar 40 menit meniti track tanjakan tanah nan licin, kami semua sampai di pos 1 yang merupakan tanah agak lapang dengan pandangan bebas dalam menikmati lekuk tubuh Bukit Panderman. Kebetulan sekali saat itu cuaca sedang cerah sehingga tidak ada awan ataupun kabut yang menghalangi pandangan kami dalam menikmati hijaunya vegetasi Bukit Panderman.
Pak Royan yang sudah menyiapkan bekal dari rumah langsung membagikannya ke kawan-kawan yang sudah kelihatan lelah dalam mendaki tanjakan licin. Bekal yang disiapkan oleh Pak Royan diantaranya : nasi goreng, roti, makanan ringan, air putih, dll. Bekal yang dibawa tidak hanya makanan. Beliau juga membawa kompor (Trangia), cangkir plastik, dan kopi. Jadilah momen istirahat ini sebagai demo masak kopi dari Pak Royan dan Mas Ponk.
Lama sekali rasanya waktu untuk istirahat kami habiskan di tanah lapang ini. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 08.40 WIB. Oke, waktunya berangkat dan melanjutkan perjalanan menjelajah hutan Coban Rondo.
Ketika akan berangkat, ada saja musibah yang menimpa kawan kami, Pak Wahyudi. Rantai sepeda beliau yang awalnya sudah keluar dari sprocket dipaksa untuk bekerja. Alhasil, RD-nya pun jadi korban dan menjadi bengkok. Kami yang tertinggal dari rombongan di depan harus bekerja seadanya. Tang jepit, Toolkit menjadi senjata kami untuk sedikit meluruskan RD yang bengkok tersebut agar Pak Wahyudi bisa melanjutkan perjalanan. Syukurlah, berkat kerja sama tim kru Gowes Jelajah, problem ini bisa diatasi dan Pak Wahyudi bisa menggenjot pedal kembali meskipun kinerja sepedanya kurang maksimal.
Seru sekali rasanya menuruni bukit di track Coban Rondo. Pemandangan perbukitan yang sedikit ditumbuhi vegetasi besar membuat kami bisa merasakan angin yang berhembus agak kencang saat itu. Track yang kami lewati saat menuruni bukit sedikit rusak karena bekas ban motor trail yang juga menjelajah track Coban Rondo. Sayang sekali track yang indah ini jalurnya harus rusak karena ban-ban pengeruk tanah milik motor trail. Mau tidak mau, konsentrasi tinggi harus kami curahkan agar tidak mudah terjatuh saat melewati jalur tersebut.
Ketika asyik melewati jalur turunan yang berkelok-kelok, ada ban seorang kru Gowes Jelajah yang pecah. Rombongan harus berhenti dan menunggu tim penambal ban hingga menyelesaikan tugasnya. Alat dan keahlian tambal ban darurat  harus disiapkan oleh penikmat MTB Adventure jika tidak ingin susah di tengah jalan. Saya yang awalnya tidak bisa menambal ban, jadi bisa menambal ban karena ini merupakan keahlian yang harus dimiliki penikmat MTB Adventure.
Yuk kita lanjut lagi menuruni bukit Coban Rondo.
Perjalanan menjelajah hutan yang total jarak tempuhnya sekitar 15 km mengharuskan peserta untuk menyiapkan bekal berlebih jika tidak ingin kesusahan di tengah jalan. Ada sebuah pelajaran yang saya ambil dalam perjalanan kali ini. Seorang peserta (Ageng) dehidrasi dan bahkan hampir pingsan karena air minum yang ia bawa tidak mencukupi kebutuhannya. Kawan-kawan yang membawa bekal air minum berlebih harus berbagi air ke Ageng agar dia masih bisa melanjutkan perjalanan yang masih kurang dari setengahnya.
Setelah mencapai Coban Rais sekitar pukul 11.40 WIB, syukurlah ada warung kecil yang menjual air minum kemasan. Air minum kemasan yang dijual di warung ini pun habis diborong oleh peserta yang memang tidak ingin air minumnya habis di tengah perjalanan. Si Ageng yang tadinya dehidrasi aku sarankan untuk membeli minimal 2 botol tanggung (ukuran 500 ml) agar tidak dehidrasi lagi ketika melanjutkan perjalanan yang kurang 40% lagi. Dia pun mengiyakannya dan benar-benar menghabiskan dulu 1 botol untuk kemudian sisanya dibawa dalam perjalanan.
Rombongan berangkat meninggalkan Coban Rais,
Sekitar pukul 12.00 WIB, peserta meninggalkan tempat wisata Coban Rais yang juga merupakan wisata air terjun. Kami kini melewati single track yang di pinggir kanannya merupakan jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Jalan setapak yang kami lalui memiliki lebar sekitar 50 cm, hanya cukup untuk dilalui 1 sepeda karena sebelah kirinya merupakan dinding bukit dan sebelah kanannya merupakan jurang yang ditumbuhi vegetasi semacam rumput gajah.
Ada cerita yang menurutku menarik saat menjelajahi single track sepanjang 300m ini. Pak Royan yang berada di belakangku terjatuh ke jurang dan hanya terlihat helmnya. Tahukah Anda mengapa Pak Royan jatuh? Penyebabnya sangat sederhana. Mas Ponk yang berada di belakang Pak Royan menggertaknya secara halus dengan selalu membunyikan bel sepeda.
Pak Royan yang kehilangan konsentrasi akibat bunyi bel dan gertakan Mas Ponk terjatuh ke jurang dan menjadi bahan tawa dari beberapa peserta yang ada di sekitarnya. Hina sekali bapak ini karena ditertawakan oleh anak muda seperti saya dan kawan yang lain :))
Untuk Pak Royan yang katanya di kesempatan gowes berikutnya akan memberikan pembalasan, jangan nanggung-nanggung pak. Siapkan klakson di sepeda supaya Mas Ponk kaget dan juga terjatuh seperti Pak Royan hari itu jatuh di track Coban Rondo :))
Sekarang rombongan memasuki kawasan air terjun kecil yang letaknya di tengah hutan. Entah apa nama dari air terjun tersebut, yang pasti airnya masih bening dan tentunya menyegarkan. Aliran dari air terjun yang tingginya sekitar 10m membentuk aliran air yang memotong track gowes kami.
Sungai yang berada di bawah mudah untuk dilewati ketika sepeda berkecepatan tinggi. Kebetulan, posisi kami berada di bukit yang tingginya sekitar 7m dari sungai. Lumayan lah untuk ambil posisi dan momentum agar tidak terhambat aliran sungai dan malah berhenti di tengahnya.
Rombongan berhenti di sekitar aliran air ini untuk sekedar mengabadikan aksinya dan kawan-kawan yang lain. Seru sekali aksi teman-teman dalam menyeberanginya sampai ketika giliran Pak Wahyudi tiba. Pak Wahyudi ternyata mengerem laju sepedanya ketika mendekati aliran air tersebut. Mungkin karena mengerem terlalu keras, sepedanya jadi selip dan beliau pun tercebur ke aliran tersebut. Alhasil, Pak Wahyudi menjadi peserta paling basah di Gowes Jelajah Coban Rondo pada 4 Maret 2012 tersebut 😀
Pesta sudah berakhir, waktunya menjelajahi bukit menuju Goa Jepang.
Untuk menuju Goa Jepang, peserta harus melewati jalan menyusuri dinding bukit yang bervariasi. Ada tanjakan kecil dan turunan yang harus dilewati agar rombongan bisa sampai di Goa Jepang. Mendekati Goa Jepang, turunan tanah yang agak tajam kemiringannya menjadi santapan kami. Peserta pun bergantian menuruni bukit tersebut dengan kecepatan tinggi.
Syukurlah, sekitar pukul 13.00 WIB kami sampai di Goa Jepang. Pak Ricky yang merupakan tamu dari Surabaya berinisiatif untuk menjelajahi bukit tersebut dengan bermodalkan head lamp yang dipinjam dariku. Beberapa peserta pun mengikuti langkah Pak Ricky untuk menguji nyalinya dalam menjelajahi sedikit dari Goa tersebut.
Sementara beberapa peserta menjelajahi Goa Jepang, Pak Royan asyik dengan kompor dan mie instan yang dibelinya saat mampir ke warung di Coban Rais. Kami pun bersantai ria sejenak di spot ini sambil menunggu peserta jelajah gua kembali bergabung dengan rombongan.
Penjelajahan hari itu berakhir sekitar pukul 14.00 WIB yang ditandai dengan bergegasnya kami dari Goa Jepang. Sebelum meninggalkan Goa Jepang, kami tinggalkan dulu jejak dengan berfoto bersama semua peserta.
Ini juga saya sertakan sedikit video dan galeri foto yang menggambarkan kegiatan Gowes Jelajah Coban Rondo pada Minggu, 4 Maret 2012.
Sekian ceritaku dalam menjelajahi Coban Rondo bersama komunitas Gowes Jelajah dan beberapa peserta yang lain.
Terima kasih sudah mengunjungi blog saya,
Salam gowes dan sukses untuk kita semua.
Menyukai bersepeda dan jalan-jalan sambil motret. Kalau ingin dipandu berwisata, bersepeda, atau difotoin di sekitar Bromo dan Malang, kontak via WA aja ke +62852-8877-6565
randy igreya
tks kawan untuk pengalamannya … sukses slalu untuk GOJEL
aku tak buka sub.Gojel di Suslel.hehehe
SALAM GOJEL untuk negri
Anom Harya
Wahaha. Terima kasih mas Randy. Semoga bisa menemukan kawan baru di Makassar. Gunakan aja sepeda sebagai mediamu dalam bersosial dengan lingkungan sekitar. Semoga banyak warga Makassar yang suka gowes dan bisa diajak bergabung untuk meng-Gowes Jelajah 😀
Sukses 😉
Ageng
aku blum sarapan jga tuh,makanya hampir pingsan :p