Malang masih memiliki banyak track yang bisa dinikmati dengan sepeda. Track yang terletak di kaki Gunung Bromo ini jarang didengar oleh penikmat sepeda, bahkan yang tinggal di Malang sekalipun. Saya bersama seorang redaktur Malang Post dan kawan dari komunitas Gowes Jelajah berkesempatan menjelajahinya pada Jumat (21/09) lalu.
Berangkat dari Kota Malang menggunakan sebuah angkutan kota yang disewa khusus, kami mengunjungi rumah Mas Randy yang berada di Pakis. Sekitar pukul 07.00 WIB kami mulai memutar pedal melewati jalanan aspal di daerah Jabung. Jalur aspal ini menghubungkan Kabupaten Malang dengan Pasar Nongkojajar yang berada di Kabupaten Pasuruan.
Tak lama kemudian kami memasuki jalur perkampungan yang ditandai dengan banyaknya rumah dan jalan yang makin sempit. Jalur dan tanjakan makadam mau tak mau harus kami lewati di 30 menit pertama. Jalur makadam ini berada di perkebunan tebu yang saat itu sudah dipanen sehingga jarak pandang untuk menikmati panorama tidak terhalang.
Hingga puncak jalur yang berjarak sekitar 6-7 km dari start, kami telah melewati single track yang berada di area perkebunan dan diakhiri dengan single track yang panas karena tidak ada vegetasi besar di sekitarnya. Rasa lelah menuntun sepeda terobati setelah kami tiba di puncak jalur untuk menikmati pemandangan Malang dan menyantap bekal yang sudah disiapkan.
Ketika meninggalkan puncak bukit, secara otomatis jalur turunan berada di depan mata. Kondisi tanah dari track Slampar tergolong kering dan keras. Meski kering, sedikit sekali bahkan tidak ada debu yang mengganggu petualangan kami saat itu.
Mengenai kecuraman jalur yang kami hadapi, hanya ada beberapa turunan yang dirasa menakutkan bagi pendatang baru. Namun bagi penikmatnya, kombinasi turunan yang curam dan berundak-undak bisa jadi pemuas dan pelengkap cerita menjelajah Slampar.
Keindahan alam yang tersaji di track Slampar tidak begitu mencolok mata. Jika Anda jeli dalam mencari sisi keindahannya, maka kepuasan akan didapatkan. Track ini cocok bagi pesepeda yang juga menyukai dunia fotografi terutama foto landscape.
Mendekati perkampungan, kami melewati hutan bambu yang lebat. Sinar matahari hanya masuk melalui celah-celah antar daun dan batang bambu tersebut. Jika beruntung, di spot ini Anda bisa mengabadikan momen ketika sinar matahari dan asap / kabut tipis berpadu membentuk pola garis cahaya menembus bambu.
Memasuki persawahan, banyak sekali aktivitas petani yang bisa diamati. Jika berangkat lebih pagi, Anda akan mengetahui apa saja yang dilakukan petani untuk menggarap sawahnya. Kami yang melewati jalur pematang sawah sekitar pukul 10 pagi hanya bisa melihat aktivitas petani dalam memandikan sapinya di sungai kecil.
Petulangan menjelajah track gowes di Slampar berakhir ketika kami bertemu dengan turunan aspal menuju rumah Mas Randy. Secara keseluruhan, jalur Slampar bisa dinikmati oleh tipe MTB apapun. Bacalah info dan tips yang sudah saya sajikan di bawah.
Info:
| Tips:
|
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada mbak Shuvia Rahma yang sudah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukan menjadi redaktur Malang Post untuk meng- Gowes Jelajah track Slampar. Selain itu terima kasih juga kepada mas Randy Igreya karena sudah sabar memandu kami berdua dalam menjelajah dan mengabadikan berbagai momen di track Slampar. Semoga tulisan ini bisa memotivasi kita semua untuk mencari ‘mutiara’ lain yang masih tersembunyi di Indonesia.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam gowes dan sukses untuk kita semua.
Menyukai bersepeda dan jalan-jalan sambil motret. Kalau ingin dipandu berwisata, bersepeda, atau difotoin di sekitar Bromo dan Malang, kontak via WA aja ke +62852-8877-6565
Leave a Reply