Di tengah pandemik akibat Covid-19, saya melihat jalanan semakin diramaikan oleh para pesepeda. Himbauan pemerintah agar meningkatkan imunitas tubuh sepertinya direspon oleh kebanyakan masyarakat dengan gowes. Tidak heran masyarakat memilih gowes karena selain mendapat manfaat kesehatan juga dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi.
Di tengah meningkatnya jumlah pesepeda, pasti ada yang mendapatkan keuntungan yakni para penjual dan pengelola bengkel sepeda. Hal ini cukup menggelitik sehingga muncul meme lucu buatan para netizen yang ditujukan kepada para penjual sepeda.
Beberapa pihak memperkirakan bahwa kenaikan jumlah pesepeda saat pandemi ibarat pisau bermata dua. Jika manfaat positif dirasakan oleh para penjual sepeda, sebaliknya beberapa pakar kesehatan memperkirakan adanya potensi waspada dibalik fenomena ini.
Terpantau pada awal Juni 2020, situasi penyebaran COVID-19 di Indonesia belumlah sampai pada tahap menurun. Setiap hari pertambahan orang yang positif masih tetap tinggi meski angka yang sembuh juga meningkat dan angka kematian telah menurun. Bila saat ini ada upaya pemerintah untuk melonggarkan PSBB, bukan berarti situasi telah normal. Kebijakan pemerintah dalam melonggarkan PSBB bertujuan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan harapan ekonomi bergerak kembali.
Tentu kebijakan tersebut disertai dengan anjuran kebiasaan kesehatan baru agar kita tidak tertular virus corona-19. Seluruh lapisan masyarakat diwajibkan untuk menerapkan protokol COVID-19 agar dapat terhindar dari penularan penyakit yang berbahaya ini. Gowes SMART adalah konsep yang dikembangkan untuk mengarungi new normal dalam aktifitas bersepeda. SMART sendiri adalah sebuah akronim dari,
S = solo riding atau small group riding.
M= masker, selalu kenakan masker.
A = arm protection, kenakan jersey lengan panjang dan sarung tangan.
R = route, pilih rute yang aman (bukan zona merah) dan relatif sepi.
T = timing, pilih waktu yang tepat (belum ramai) dan durasi tidak terlalu lama.
Solo/Small Group Riding
Ketika menerapkan prinsip S sebaiknya bersepeda sendiri saja atau dengan orang serumah yang sudah diketahui perilakunya dalam menerapkan physical distancing. Kalaupun harus dalam kelompok maka jumlahnya tidak lebih dari 5 orang. Secara lebih rinci dianjurkan untuk menerapkan prinsip berikut saat gowes:
- Jarak antar sepeda, bila berbaris sebaiknya 4 meter.
- Bila bersisihan (side by side), jaraknya 2 meter.
- Bila bersepeda dengan kecepatan tinggi (peloton), jarak antar sepeda 20 meter.
Beberapa prinsip di atas dianjurkan untuk menghindari droplet dari pesepeda di depan kita. Semakin kencang kecepatan sepeda di depan kita, harus semakin jauh menjaga jarak darinya. FYI, bila seseorang berbicara dengan kita maka jarak semburan droplet-nya sejauh 1 meter. Bila seseorang batuk maka droplet-nya dapat tersembur sejauh 2 meter. Sedangkan bila seseorang bersin jarak droplet-nya dapat terlontar sejauh 8 meter. Untuk sementara hindari kegiatan mengunjungi seseorang / tempat nongkrong saat gowes. Cukup bersepeda dengan tujuan olahraga dan kesehatan lalu pulang kembali ke rumah. Usahakan juga tidak terlalu berlama-lama.
Mengenakan Masker
Penggunaan masker dapat disikapi secara fleksibel. Pada dasarnya, yang dihindari ketika bersepeda adalah bila ada orang di depan kita yang meludah / berdahak, bersin, atau buang ingus sembarangan. Kalau gowes sendiri di jalur yang sepi, tidak perlu pakai masker. Disarankan menggunakan masker kain dua lapis dan bukan buff karena terlalu tipis. Tidak dianjurkan memakai masker bedah apalagi masker N-95. Pemakaian masker harus satu paket dengan pemakaian kacamata guna melindungi mata. Kalau sudah terasa ngos-ngosan tapi berada di tempat ramai, kurangi saja kecepatan.
Pelindung Lengan (dan kaki)
Sangat dianjurkan untuk mengenakan jersey berlengan panjang dan sarung tangan guna melindungi kulit lengan dan telapak tangan dari paparan droplet. Kalau singgah di suatu tempat (kedai atau toko) sarung tangan dilepas dengan posisi bagian luar tetap berada di luar, masukkan ke dalam kantong plastik lalu gantung di sepeda. Kemudian bersihkan tangan (cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kalau tersedia) atau gunakan hand sanitizer sebelum masuk ke suatu tempat. Menggunakan celana panjang / stocking untuk bersepeda dan sepatu juga sangat dianjurkan agar permukaan kulit tertutup kain. Semua atribut ini harus langsung dibuka dan dicuci (sepatu dibersihkan dengan disinfektan) setiba di rumah. Jangan keliling-keliling rumah dengan atribut-atribut itu.
Route
Saat ini sudah ada aplikasi untuk mengecek zona-zona yang sebaiknya dihindari karena ada penyebaran virus covid-19. Sebaiknya sebelum bersepeda sudah disiapkan rute yang akan dilewati dengan syarat bukan zona merah dan sebisa mungkin merupakan jalur yang relatif sepi. Tujuannya untuk menghindari berpapasan dengan banyak orang. Kita harus selalu menganggap orang lain dan diri kita sendiri sebagai asymptomatic carrier alias Orang Tanpa Gejala, sebagai bentuk kepedulian kita kepada sesama.
Timing
Jangan memilih waktu yang ramai, kalau bisa lebih pagi (masih sepi) lebih baik. Kemudian harus dipahami bahwa gowes pada masa pandemik seperti ini harus ditujukan untuk meningkatkan imunitas dan bukannya mengurangi imunitas. Sehingga dianjurkan bersepeda tidak terlalu lama, 45 menit sampai 1 jam saja. Bersepeda dalam durasi lebih dari 2 jam berpotensi mengurangi imunitas tubuh yang dibutuhkan untuk bertahan menghadapi pandemi.
Lebih lanjut disarankan prosedur secara teknis mulai dari persiapan hingga saat tiba di rumah atau tujuan tertentu.
Persiapan
- Bersihkan diri dengan mandi dan cuci tangan dengan sabun.
- Wajib menggunakan helm, kacamata, sarung tangan, masker, jersey lengan panjang, dan membawa hand sanitizer.
- Jika membawa mobil loading, pastikan untuk tetap physical distancing.
- Hindari berbagi barang dengan orang lain (botol minum, sendok/garpu, tempat makan, handuk dll).
- Sebaiknya bawa bekal minum dan makanan masing-masing secukupnya. Dan botol minuman (kalau ditempatkan pada bottle holder) sebaiknya dalam kondisi tertutup (terlindungi) dari debu.
Saat bersepeda
- Utamakan gowes solo.
- Cari jalur/lokasi yang tidak ramai.
- Jika terpaksa berkelompok, pastikan maksimal 5 orang.
- Jaga jarak dengan pesepeda lain minimal 3 meter.
- Jaga kecepatan, semakin cepat sepeda, jarak antar sepeda harus semakin jauh.
- Selalu patuhi rambu lalu lintas.
Saat tiba di tempat tujuan gowes
- Sebelum memasuki warung / café pastikan cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
- Tetap terapkan physical distancing, sebaiknya tidak nongkrong di warung.
- Selalu gunakan masker, kecuali saat makan atau minum.
- Hindari kontak fisik dengan orang lain termasuk wefie bersama teman komunitas.
Saat tiba di rumah
- Sebelum masuk rumah pastikan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Segera lepas outfit (jersey), celana, sepatu, kaos kaki, masker dan rendam dengan air dan detergent untuk dicuci.
- Cuci semua: sepeda, helm, sarung tangan.
- Hindari kontak fisik langsung dengan seluruh penghuni rumah sebelum mandi bersih dengan sabun.
Tulisan ini merupakan hasil rangkuman Kristanto Hartadi dan disunting seperlunya oleh saya. Materi utama didapat dari webinar Bincang-Bincang Bareng Bang Jack (B3J): “Bersepeda SMART di Masa Pandemi” pada 6 Juni 2020 (15.00 – 17.00 WIB) via ZOOM. Adapun narasumber dari webinar tersebut antara lain,
- dr. Aristi Prajwalita Madjid, pesepeda jarak jauh pencetus Bersepeda SMART
- Poetoet Soe, tokoh Bike to Work
- Agus Hermawan, (wartawan Kompas, pendiri EO sepeda Jelajah Lintas Nusa)
- dr. Jack Pradono Handojo (moderator)
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam gowes dan sukses untuk kita semua.
Menyukai bersepeda dan jalan-jalan sambil motret. Kalau ingin dipandu berwisata, bersepeda, atau difotoin di sekitar Bromo dan Malang, kontak via WA aja ke +62852-8877-6565
Leave a Reply